Dulunya Cuma Jualan Sandal, Fakta Usaha Sambal Bu Rudy yang Beromzet Rp 2 M

Dulunya Cuma Jualan Sandal, Fakta Usaha Sambal Bu Rudy yang Beromzet Rp 2 M
Bu Rudy

Heboh.com, Jakarta - Biasanya, orang Indonesia kalau makan itu harus ditemenin sama sambal. Rasanya tuh kayak ada yang kurang kalau makan nggak pakai sambal, iya nggak? Nah, Indonesia memiliki pebisnis kuliner yang bergerak di bidang produksi sambal. Salah satunya adalah Sambal Bu rudy, usaha yang dimiliki oleh Lany Siswadi, perempuan asal Madiun, Jawa Timur.

Semua jerih payahnya telah membuahkan kasih hingga kini. Sehingga kita bisa merasakan sambal botolan segar yang mudah dibawa ke mana-mana. Seperti apa sih kisah perjuangannya selama ini hingga bisa membuat sambal ini menjadi legendaris? Yuk simak berikut faktanya!


(dok, instagram/sambalburudysub)

Setelah ditinggal sang ayah, Lany dan Ibunda merantau ke Surabaya untuk melanjutkan studinya. Namun, karena kekurangan biaya, saat itu kondisi keuangan mereka sedang dalam masa sulit makan ia putus sekolah dan tidak melanjutkan pendidikan dasarnya. Pendidikannya hanya sampai kelas 4 SD saja.

Menyadari tidak memiliki keterampilan, Lany pun hanya bisa menjual tenaganya untuk membantu berdagang. Setelah membantu dan menjaga toko, akhirnya di tahun 1983 ia berhasil membuat toko sendiri. Ia berjualan sepatu di Pasar Turi. Namun pada tahun 2000 Pasar Turi kebakaran dan ia tak melanjutkan usahanya itu.

Baca Yuk:
Meski Hanya Tamatan SD, Wanita Ini Sukses Jadi Miliarder Berkat Online Shop
Dari Jualan Pecel Lele, Pria Ini Raup Omzet Hingga Rp 8,2 Miliar per Bulan​​​​​​​

Saat kecil, Lany sering membantu ibunya memasak makanan khas Madiun. Di sana keterampilan masaknya sudah diasah, Hal itu mendorongnya membuka usaha kuliner khas Madiun. Hingga kini perempuan 67 tahun tersebut tetap terjun ke dapur untuk membantu memasak untuk menjaga cita rasa sambalnya.

Di tahun 2001, akhirnya Lany memberanikan diri untuk menjual sambal secara terpisah dalam kemasan botol. Kini terdapat 3 varian sambal yang dibedakan menurut tutupnya. Kuning adalah sambal bawang, hijau berisi sambal pedas, dan merah berarti sambal terasi.

Setelah lebih dari satu dekade berjualan, kini Lany bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp 2 miliar setiap bulannya. Hal tersebut karena setiap harinya ia dapat memproduksi lebih dari 2.000 botol sambal, wah keren banget!