Kisah Dibalik Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Kisah Dibalik Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Heboh.com, Jakarta - Detik-detik menjelang pembacaan Teks Proklamasi pada 17 Agustus 1945 tergambar syahdu namun mendebarkan. Perumusan Teks Proklamasi ini adalah momen yang sangat penting dan bersejarah bagi Indonesia. Demi mendeklarasikan kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan, duduklah Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebarjo untuk merumuskan naskah Proklamasi pada dini hari di kediaman Maeda, Jalan Imam Bonjol No. 1, Menteng, Jakarta Pusat.

Dilansir dari Historia.id, tidak hanya mereka bertiga di kediaman tersebut. Ada juga Mbah Soediro (sekretaris Subarjo), Sayuti Melik, Sukarni, B.M Diah, dan dari pihak Jepang ada Laksamana Tadashi Maeda, Shigetada Nishijima, Tomegoro Yoshizumi (dari Kaigun Bukanfu atau kantor Penghubung Angkatan Darat dan Angkatan Laut) dan Miyoshi (Angkatan Darat Jepang).

Baca Yuk!

Yuk Bersama-sama Kita Memakai Twibbon HUT RI Ke-76 ini!

Eng Hian, Sosok Pelatih di Balik Kemenangan Greysia dan Apriyani yang Patut Diapresiasi

Setelah berembuk dan merumuskan naskah teks proklamasi, Soekarno menuliskannya di secarik kertas. Ia mau agar semua orang yang hadir terlibat membubuhkan tanda tangannya di kertas tersebut. Namun, Sukarni menentangnya, kemudian mengusulkan Soekarno-Hatta saja yang menandatangani naskah Proklamasi tersebut dengan atas nama bangsa Indonesia.

Usai dirumuskan dan disetujui, naskah Teks Proklamasi diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik menggunakan mesin ketik diatas kertas dengan tinta hitam. Sayuti Melik ditemani B M Diah saat mengetik naskah Proklamasi. Melansir dari Historia.id, Sayuti Melik mengubah beberapa kata yang ada di naskah tersebut. Hal itu berani dilakukan karena Sayuti dulunya pernah sekolah guru dan lebih paham mengenai ejaan bahasa Indonesia.

Perubahannya adalah sebagai berikut: kata "tempoh" menjadi "tempo", kata "wakil-wakil bangsa Indonesia" menjadi "Atas nama bangsa Indonesia" dengan menuliskan nama "Soekarno-Hatta"; serta "Djakarta, 17-8-05" menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05." Angka tahun 05 adalah singkatan dari 2605 tahun showa Jepang, yang sama dengan tahun 1945.

Jadilah naskah Teks Proklamasi yang dibacakan dengan lantang oleh Soekarno, dan disampingnya berdiri juga Moh. Hatta. Pembacaan dilakukan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945, di serambi depan rumah Soekarno yang terletak di Jl. Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta (sekarang Jl. Proklamasi Nomor 5, Jakarta Pusat), pada Pukul 10.00 WIB. Usai pembacaan Teks Proklamasi, bendera pusaka Merah-Putih kemudian dikibarkan untuk pertama kalinya.

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno/Hatta

Foto: Dutch Docu Channel via Historia.id