Bulan Suro, Bulan Orang Jawa Dilarang Mengadakan Pesta

Bulan suro atau dalam kalender Hijriah disebut dengan bulan Muharram, dianggap sebagai bulan sakral bagi orang Jawa. Di bulan suro banyak momentum ritual-ritual adat Jawa yang dilakukan. Disamping itu juga ada mitos-mitos pantangan yang harus dipatuhi oleh orang Jawa, terkhusus bagi masyarakat Jawa yang tinggal dekat dengan keraton.

Bulan Suro, Bulan Orang Jawa Dilarang Mengadakan Pesta
hajatan

Heboh.com, Jakarta – Bulan suro atau dalam kalender Hijriah disebut dengan bulan Muharram, dianggap sebagai bulan sakral bagi orang Jawa. Di bulan suro banyak momentum ritual-ritual adat Jawa yang dilakukan. Disamping itu juga ada mitos-mitos pantangan yang harus dipatuhi oleh orang Jawa, terkhusus bagi masyarakat Jawa yang tinggal dekat dengan keraton.

Salah satu mitos larangan saat bulan suro yang hingga saat ini masih banyak dipercaya adalah masyarakat dilarang untuk mengadakan pesta atau juga disebut hajatan selama bulan suro. Acara yang mengundang banyak orang seperti acara lamaran, pernikahan, maupun khitanan dilarang untuk diadakan di bulan suro.

Berdasarkan perhitungan Jawa, bulan suro masuk ke dalam salah satu bulan yang disebut ‘pati dina’ yaitu hari yang buruk untuk mengadakan hajatan. Berdasarkan kepercayaan adat Jawa, jika seseorang tetap bersikukuh mengadakan hajatan di bulan suro maka mereka akan mendapat bala maupun kesialan.

Baca Yuk!
Kisah Mistis di Balik Keris Pangeran Diponegoro
Deretan Tempat Wisata Indonesia dengan Nama Tak Biasa dan Unik

Namun juga ada yang tidak mempercayai mitos tersebut. Ada selentingan bahwa dilarangnya mengadakan hajatan atau pesta selama bulan suro itu agar masyarakat Jawa fokus pada acara atau ritual-ritual keraton yang banyak diadakan saat buan suro. Ritual-ritual kekeratonan banyak dilaksanakan saat bulan suro dikarenakan kepercayaan bahwa bulan suro ini merupakan bulan yang baik untuk memulai, membersihkan diri atau sesuatu dari hal-hal yang buruk.

Pada bulan suro menurut kepercayaan orang terdahulu dianjurkan untuk membersihkan dan memperbaiki diri dari sifat dan sikap yang buruk untuk memulai tahun yang baru berdasarkan tahun dengan perhitungan perputaran bulan. Juga dianjurkan untuk beribadah dan lebih mendekatkan diri kepada Sang Khalik.

Untuk percaya atau tidak terhadap kepercayaan terhadap mitos bulan suro tersebut kembali lagi dengan nilai-nilai kehidupan yang masing-masing dari kita percayai dan anut ya heboers.