Film “Pengepungan di Bukit Duri” Menyajikan Genre Drama-Thriller yang Membuka Mata untuk Berpikir Tenang Situasi Indonesia Saat Ini

Film “Pengeoungan di Bukit Duri” produksi Come and See Pictures & Amazon MGM Studios tayang di bioskop mulai 17 April 2025.

Film “Pengepungan di Bukit Duri” Menyajikan Genre Drama-Thriller yang Membuka Mata untuk Berpikir Tenang Situasi Indonesia Saat Ini

Heboh.com Jakarta - Karya terbaru penulis dan sutradara Joko Anwar, dari produser Tia Hasibuan yang menjadi ko-produksi internasional Come and See Pictures bersama Amazon MGM Studios, "Pengepungan di Bukit Duri" (The Siege at Thorn High) akan tayang di bioskop Indonesia mulai 17 April 2025. Sebuah film drama-thriller yang akan memberikan ketegangan intens, digambarkan dengan situasi yang terjadi di Indonesia pada 2027. Di film ini, Joko Anwar juga bertindak sebagai produser film bersama Tia Hasibuan. Joko Anwar juga menjadi penyunting gambar di film ke-11 nya ini.

Baca Juga!

Jadi Lawan Main Tom Holland, Sadie Sink Dikabarkan Terlibat di Film Spider-Man Selanjutnya

Keren! Film Pendek 'THE ATLANTIS MUSSELS' Buatan Mahasiswa Indonesia Menang di Festival Film Cannes

Melalui film "Pengepungan di Bukit Duri" Joko Anwar merespons situasi terkini Indonesia yang amat relevan tentang isu kekerasan dan urgensi pembenahan pendidikan Indonesia, menyangkut masa dean remaja Indonesia yang terjebak dalam situasi terpuruk.

Dikemas dengan genre drama-thriller, Joko Anwar memberikan intensitas ketegangan dari awal hingga akhir secara konsisten. Dengan berani, "Pengepungan di Bukit Duri" menggambarkan situasi yang mungkin saja akan teriadi pada tahun 2027, jika kita semua tak bersuara untuk melakukan pembenahan. Kekerasan-kekerasan yang terjadi, direpresentasikan dalam aksi laga yang mengancam nyawa di dunia sekolah. Lewat latar yang dibangun oleh Dennis Susanto, dengan sinematografi yang diramu ole kolaborator lama Joko Anwar, Jaisal Tanjung, serta musik yang digubah oleh Aghi Narottama, menjadikan dunia di “Pengepungan di Bukit Duri" layaknya sebuah negara yang salah urus.

"Pengepungan di Bukit Duri" sekaligus meniadi potret diri bagi bangsa ini, namun juga pengingat untuk terus bercermin. Meniadikan "Pengepungan di Bukit Duri" sebagai film yang membawa isu yang sangat urgen dan penting untuk ditonton, agar mata kita terbuka sehingga bisa mulai berpikir dan tercerahkan. "Pengepungan di Bukit Duri" mengajak penonton untuk membuka pikiran kita tentang kekerasan, yang bisa dibicarakan dengan secara terbuka.

"Film ini bukan tentang masa lalu, tapi tentang apa yang terjadi ketika kita pura-pura lupa." kata Joko Anwar, "Kadang, yang paling menakutkan bukan kekerasan itu sendiri, tapi sistem yang membiarkannya tumbuh."

"Kami menghadirkan film ini dengan standar produksi tertinggi -karena cerita seperti ini layak disampaikan dengan sepenuh kualitas." kata Tia Hasibuan.

"Pengepungan di Bukit Duri” mengikuti kisah Edwin (Morgan Oey). Sebelum kakaknya meninggal, Edwin berjanji untuk menemukan anak kakaknya yang hilang. Pencarian Edwin membawanya menjadi guru di SMA Duri, sekolah untuk anak-anak bermasalah. Di sana, Edwin harus berhadapan dengan murid-murid paling beringas sambil mencari keponakannya. ketika akhirva ia menemukan anak kakaknya, kerusuhan pecah di seluruh kota dan mereka terjebak di sekolah, melawan anak-anak brutal yang kin mengincar nyawa mereka.

Morgan Oey, yang memerankan Edwin mengungkapkan melalui film in ia berharap penonton dan masyarakat Indonesia dapat menjadikan film in sebagai medium untuk terapi. Isu-isu tentang kekerasan dan trauma di masa lampau, dapat dibicarakan dengan lebih terang.

"Selain membahas tentang ketidaksejahteraan profesi guru dan kekerasan remaja, film "Pengepungan di Bukit Duri" juga membahas tentang dampak dari diskriminasi yang terjadi, yang di film in dialami oleh Edwin. Selama ini, kita dan bahkan negara tidak pernah acknowledge tentang dampak diskriminasi dan trauma yang dialami. Lewat peran ini, saya merasa ini juga menjadi bagian dari proses terapi. Isu dan permasalahan yang ada di film ini, akan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Diskriminasi bukan saja rasial, tetapi juga adanya ketidakadilan sosial yang terjadi. Semoga film in bisa menjadi pembuka banyak ruang diskusi dan bisa acknowledge satu sama lain," kata Morgan Oey pemeran Edwin di film "Pengepungan di Bukit Duri".

Film "Pengepungan di Bukit Duri" adalah produksi bersama studio Hollywood Amazon MGM Studios dan Come and See Pictures, yang menjadi kolaborasi pertama antara rumah produksi Indonesia dengan studio legendaris Hollywood tersebut. Akan tavang di jaringan bioskop Indonesia pada 17 April 2025. Film ini dibintangi oleh Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, Dewa Dayana, Florian Rutters, Faris Fadjar Munggaran, Sandy Pradana, Raihan Khan, Farandika, Millo Taslim, Sheila Kusnadi, Shindy Huang, Kiki Narendra, Lia Lukman, Emir Mahira, Bima Azriel, Natalius Chendana, dan Landung Simatupang.

Ikuti terus informasi terbaru dan perkembangan film "Pengepungan di Bukit Duri" di Instagram @comeandseepictures. Film "Pengepungan di Bukit Duri" tayang 17 April 2025 di bioskop!