Tan Malaka, Tokoh Pencetus Konsep Republik Indonesia, Sebelum Soekarno Hatta

Tan Malaka, Tokoh Pencetus Konsep Republik Indonesia, Sebelum Soekarno Hatta
Tan Malaka

 

Heboh.com, Jakarta - Nyalakan semangat KEMERDEKAAN di bulan Agustus dengan Mengenang Para Pahlawan dan Perjuangan Mereka. Apakah kalian pernah mendengar nama Tan Malaka? Mungkin sebagian dari kalian masih asing jika mendengar nama salah satu Pahlawan Nasional itu.

Tan Malaka adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia, serta pendiri serta pendiri Partai Murba. Tan Malaka sangat terkenal dengan sikapnya yang sangat menentang antikolonialisme Belanda. Beliau juga sangat dihormati karena pemikirannya yang kritis dan karya-karyanya yang fenomenal. Yuk simak kisahnya di sini!

Tan Malaka atau Ibrahim gelar Datuk Sutan Malaka lahir pada 2 Juni 1897, di Nagari Pandam Gadang, Gunuang Omeh, Lima Puluh Kota, Sumatra Barat. Di masa sekolahya, Tan Malaka terkenal sebagai murid yang sangat cerdas. Beliau juga sempat berseklah di luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Setelah itu, dia bersekolah di Kweekschool (sekolah guru pribumi), dia kemudian dipercaya mengajar para pribumi di sana dengan tujuan mencerdaskan bangsa.

 

)

 

Di masa mudanya, karier politik Tan Malaka pun sangatlah cemerlang. Dia dipercaya untuk memimpin organisasi dan partai. Beliau juga sempat mendirikan Parta Rakyat Indonesia atau PARI pada tahun 1927 dan Partai Murba atau Partai Musyawarah Rakyat Banyak pada tahun 1948. Selama perjuangannya Tan Malaka harus melalui banyak rintangan. Dirinya harus rela keluar masuk penjara. 

Tan Malaka harus merasakan penangkapan dan pembuangan di Kupang, pengusiran dari negara Indonesia, seringnya konflik dengan Partai Komunis Indonesia hingga pernah diduga kuat sebagai dalang di balik penculikan Sutan Sjahrir pada bulan Juni 1946.  

Selama masa-masa itulah Tan Malaka melahirkan berbagai karya-karya dan pemikiran yang sangat fenomanal. Bahkan, Beliau menjadi orang pertama yang mencetuskan konsep tentang “Negara Indonesia” dalam bukunya yang berjudul Naar de Republiek Indonesia (1925). Buku inilah yang menginspirasi Soekarno, Hatta, Sjahrir dan lainnya dalam memperjuangkan kemerdekaan. 

Sayang semua jasa-jasa beliau tersebut harus dibalas dengan timah panas. Tan Malaka meninggal setelah ditembak oleh tentara Republik yang didirikannya sendiri (Tentara Indonesia) di kediri oleh Letnan Dua Soekotjo dari Batalion Sikatan, Divisi Brawijaya.