Bulutangkis: Andalan dan Kebanggan Indonesia di Olimpiade

Bulutangkis: Andalan dan Kebanggan Indonesia di Olimpiade
shon seung-mo, taufik hidayat, sony dwi kuncoro

Heboh.com, JakartaBulutangkis adalah olahraga kebanggaan Indonesia. Tak heran, olahraga yang menggunakan raket ini punya banyak penggemar setia dari beragam kalangan usia. Disebut kebanggan karena olahraga ini memang punya segudang prestasi dan sumber medali emas Indonesia di kancah pesta olahraga terbesar di dunia, olimpiade. Kualitas pemain bulutangkis negeri kita tak bisa dianggap remeh. Indonesia bahkan masuk dalam jajaran negara yang maju di olahraga ini. Maka tak heran jika medali emas selalu disumbangkan tim bulutangkis di ajang olimpiade serta diandalkan dan ditagerkan untuk terus mempertahankan prestasi itu.

 

Debut pertama bulutangkis Indonesia di olimpiade, dimulai pada tahun 1992. Diselenggarakan di Barcelona, Spanyol, kontingen bulutangkis negara kita langsung menyabet dua medali emas lewat Susi Susanti di nomor tunggal putri dan Alan Budi Kusuma di nomor tunggal putra. Hingga kini, torehan 2 medali emas itu belum mampu disamai maupun dipecahkan oleh cabang olahraga manapun.

 

4 tahun berikutnya, giliran sektor ganda putra yang sukses menyumbangkan medali emas di Olimpiade Atlanta 1996. Pasangan Ricky Subagja dan Rexy Mainaki sukses dengan torehan medali emas. Ada beban tersendiri yang mereka pikul pada saat itu. Hal itu disebabkan nomor ganda putra di olimpiade sebelumnya hanya mampu membawa medali perak. Di sisi lain, mereka juga punya tekad untuk bisa memperbaiki prestasi mereka yang di Olimpiade Barcelona harus terhenti di babak perempat final.

 

Kejayaan nomor ganda putra masih terus berlanjut hingga Olimpiade Sydney tahun 2000. Lewat Tony Gunawan dan Candra Wijaya, tim Indonesia berhasil menggondol emas. Anak asuh Herry IP ini berhasil memenangkan partai final atas pasangan asal Korea Selatan, Lee Dong Soo dan Yoo Yong Sung dengan skor 15-10, 9-15, 15-7. Sayangnya, tak lama setelah itu, Tony Gunawan memilih pindah kewarganegaraan menjadi warga negara Amerika Serikat dan meneruskan karirnya disana.

 

Saat dilaksanakan di negara dimana olimpiade berasal, yakni Yunani, Taufik Hidayat menjadi penyumbang medali emas bagi kontingen merah putih. Lewat adu sengit dengan sang lawan di partai final, Shon Seung-mo asal Korea Selatan, Taufik berhasil memenangkan pertandingan sekaligus berhasil membawa pulang 1 medali emas di Olimpiade Athena tahun 2004.

Baca Yuk! Negara yang Hari Kemerdekaannya Berdekatan dengan Indonesia

Pada Olimpiade Beijing tahun 2008, Indonesia digadang-gadang akan meraih dua medali emas karena berhasil meloloskan dua wakilnya ke partai final di cabang bulutangkis. Namun sayangnya, hanya pasangan Markis Kido dan Hendra Setiawan yang mampu meraih medali emas tersebut di nomor ganda putra. Sementara wakil Indonesia lainnya yaitu Nova Widianti dan Liliyana Natsir harus puas dengan raihan medali perak di nomor ganda campuran.

 

Tradisi medali emas Indonesia dari cabang bulutangkis harus terhenti pada Olimpiade London tahun 2012. Hal menyedihkan ini terjadi karena tak ada satupun wakil Indonesia sampai di partai puncak cabang olahraga bulutangkis bahkan tak satupun membawa pulang medali. China akhirnya keluar sebagai negara yang menyabet semua medali emas di semua nomor pertandingan.

 

Kejayaan bulutangkis mulai kembali dipertahankan manakala Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir sukses memperoleh medali emas di Olimpiade Rio tahun 2016. Pasangan di nomor ganda campuran ini diunggulkan cukup jauh saat pertandingan partai final dengan pasangan asal Malaysia, Chan Peng Soon dan Goh Liu Ying, dan berhasil menang dengan dua game langsung.

 

Tahun ini, dimana seharusnya Tokyo menjadi tuan rumah olimpiade, bulutangkis Indonesia kembali menargetkan medali emas. Pasangan ganda putra nomor 1 dunia, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya dijagokan banyak orang untuk bisa membawa medali emas tersebut. Dengan ditundanya olimpiade ke tahun 2021, diharapkan menjadi waktu persiapan yang matang bagi pasangan ganda putra itu untuk tetap mempertahankan tradisi emas bulutangkis.