Kumpulan Puisi Ibu, Sungguh Indah dan Menyentuh

Kumpulan Puisi Ibu, Sungguh Indah dan Menyentuh

Heboh.com, Jakarta - Ngomongin tentang ibu serta kasih sayangnya yang melimpah dan tanpa pamrih memang tidak ada habisnya. Kali ini, Heboh sudah memilihkan karya sastra yang menuliskan puisi ibu dari hati penyair terdalam. Tulisan-tulisan ini membuat hati terenyuh, ada yang tampak menyenangkan, ada yang terdengar menyedihkan dan ada yang membuat berangan-angan untuk melihat sosok ibu sekali lagi. Berikut adalah deretan puisi ibu dari pemuda-pemudi berbakat, selamat menyelami dan memaknai puisi!

Ibu

Ibu
Dadaku sesak
Rindu ini menghujam hati
Air mata terus berderai
Aku hanya ingin bertemu
Memelukmu sepajang waktu

Ibu
Hadir mu selalu ku nanti
Meskipun lewat mimpi
Aku hanya ingin bercerita
Setelah kau pergi aku tak lagi ceria.

- Indrabs, 5 Mei 2020

Baca Yuk!
5 Jenis Ikan Cupang yang Bisa Dijadikan Peliharaan Cantik di Rumah
Fakta-Fakta Lukisan Monalisa Karya Leonardo Da Vinci

Dia... Mamaku

Kala itu purnama sempurna
Benderang cahayanya menyinari samudera
Kala itu seorang wanita menderita
Teriakkannya mengguncangkan nusantara
Demi buah cinta yang terindah
Dia meradang, dia mengerang dengan bangganya
Wahai dunia tau kah engkau
Siapa wanita yang terhebat itu
Dia….mamaku

- Zakiyah Noer Islami, 27 September 2017

Ruang Halusinasi

Karenamu
Aku terjebak nyaman dalam dimensi halusinasi
Terperangkap dalam indahnya ruang tak berjarak
Pada dimensi itu kutemukan dirimu..
Tanpa ada jarak sebagai perantara
Tak ada waktu yang harus ditunggu
Pikiran, kalbu dan Atmaku
Tak ingin berpulang pada dunia dimana ragaku menetap
Waktu datang menyadarkan
Kalau aku terjebak dalam indahnya dimensi halusinasi

- Sarlota Yuspin Lolo, 25 April 2021 (via puisipendek.net)

Bunda dalam Cahaya

Dia wanita bernama cahaya
Hatinya memancar
Tergurat dalam doa-doa
Tangan kecilnya mengantar kami
di gerbang cahaya

Dia berjalan dengan cinta
Dia berjalan menerjang luka
Bahkan dia menempuh tanpa
batas rasa

Dialah Ibu dari segala cahaya
Ibu dari semua luka kami
Ibu dari jejak yang terukir
dalam tinta sejarah

- Romadona (via titikdua.net)

Guratan di Pelipis Dahimu

Usiaku telah menginjak status remaja
Ada rasa ingin berkelana
Namun, tak tega ku tinggalkan ibu disana
Dia senandung suka nan duka
Sekalipun ku tahu, ibu pasti berkata
Cita citamu yang utama
Pergilah, tak perlu cemaskan ibumu
Ku tatap dalam dalam raut mukamu
Ada guratan yang semakin terlihat
Tepat, di pelipis dahimu
Ini saatnya
Ku yang menjagamu
Memastikan dirimu aman dalam dekapanku
Seperti masamu pada tubuh kecilku

- Tsania NR, 20 Mei 2020 (via puisipendek.net)