Sultan Hasanuddin, Ayam Jantan dari Timur yang Berani Menantang Belanda

Sultan Hasanuddin, Ayam Jantan dari Timur yang Berani Menantang Belanda
Sultan Hasanuddin

Heboh.com, Jakarta - Nyalakan semangat KEMERDEKAAN di bulan Agustus dengan Mengenang Para Pahlawan dan Perjuangan Mereka.

Perjuangan para pahlawan yang telah mendahului kita memang sangat berjasa dan patut diapresiasi. Salah satunya, dengan mengenang perjuangan keras mereka demi Indonesia merdeka.

Ada salah satu kisah menarik pahlawan Indonesia yang sangat gigih menentang penjajahan Belanda, dialah Sultan Hasanuddin. Bahkan karena kegigihan dan keberanian beliau, Belanda menyebutnya sebagai Ayam Jantan dari Timur. Seperti apa perjuangannya? Yuk simak di sini!

Sultan Hasanuddin lahir di Makassar pada tahun 1631 dengan nama I Mallambosi. Sejak muda, dirinya sering ikut ayahnya ke dalam perundingan penting, dengan tujuan agar Sultan Hasanuddin belajar tentang Ilmu pemerintahan, diplomasi, dan strategi perang. 

Beberapa tahun kemudian, ayahnya wafat. Hasanuddin kemudian diangkat menjadi Raja Gowa ke-16 pada usia 24 tahun menggantikan ayahnya. Di masa kepemimpinannya dia harus berhadapan dengan VOC yang mencoba mengusai wilayah dan rempah-rempah milik Indonesia. 

Dengan kepiawaiannya dalam memimpin dan memerintah kerajaan, Hasanuddin kemudian menggabungkan kerajaan-keraajaan kecil di Timur untuk bersama-sama melawan penjajahan Belanda. Beliau begitu gagah dan berani dalam mengusir penjajah. Karena sikapnya Belanda menjulukinya "De Haantjes Van Het Oesten” yang artinya Ayam jantan dari timur.  

Suatu ketika, Kerajaan Bone yang merupakan musuh dari Kerajaan Gowa memutuskan untuk bergabung dengan VOC untuk mengalahkan Kerajaan Gowa. Akhirnya pada tahun 1666-1667 terjadi perang dahsyat. Kerajaan Gowa pun dapat berhasil dikalahkan mereka. 

Akibat kekalahan perang ini, Belanda kemudian memaksa Hasanuddin untuk menandatangi perjanjian Bongaya. Perjanjian itu sangat merugikan Kerajaan Gowa hingga akhirnya Belanda dapat menguasai kerajaan besar tersebut. Sultan hasanuddin pun wafat pada tanggal 12 Juni 1670.