Mengenang 14 Tahun Gempa Jogja

Mengenang 14 Tahun Gempa Jogja

Heboh.com, Jakarta - Tepatnya 14 tahun lalu, 27 Mei 2016, gempa bumi melanda wilayah Yogyakarta. Sejumlah warganet kemudian mengumandangkan tagar 14 tahun gempa Jogja demi mengenang bencana alam yang menyebabkan ribuan orang meninggal dunia tersebut.

#14TahunGempaJogja masuk ke jajaran topik terpopuler Twitter pagi ini. Akun @plesirjogja mencuitkan bahwa gempa Yogyakarta 2006 lalu mengakibatkan ribuan korban meninggal dan bangunan rusak berat. 

"Masyarakat Jogja segera gotong-royong sambatan, saling bantu. 14 tahun lalu adalah momen penuh haru," cuit @plesirjogja, Rabu (27/5).

Akun tersebut juga mengutip pernyataan Sultan Hemengku Buwono X yang menekankan bahwa untuk menyelesaikan bencana warga harus gumregah dan bangkit.

Baca Yuk! Deddy Corbuzier Klarifikasi Terkait Wawancaranya dengan Siti Fadilah

Tercatat 3.098 korban tewas dan 2.971 orang di antaranya berasal dari Kabupaten Bantul pada Sabtu, 27 Mei 2006 hingga pukul 00.15 WIB. Gempa juga meluluhlantakkan 3.824 bangunan, infrastruktur, dan memutuskan jaringan telekomunikasi di Yogyakarta dan Bantul. Korban yang terdampak tak hanya di Bantul, tapi juga Kota Yogyakarta, Sleman, Kulon Progo, Gunung Kidul, Klaten, bahkan Boyolali.

Korban tewas pada umumnya karena tertimpa bangunan yang roboh. Sementara itu korban luka-luka banyak terjadi karena kepanikan yang luar biasa.

Kepanikan akibat gempa tektonik yang melanda Yogyakarta tak hanya mengakibatkan korban jiwa. Tapi seluruh sentra ekonomi lumpuh total. Kerusakan infrastruktur listrik, telekomunikasi, pasar, bandara, stasiun kereta api, dan lumpuhnya pasar rakyat ini ditaksir menimbulkan kerugian puluhan miliar rupiah. Kelumpuhan itu antara lain terjadi karena listrik padam, penutupan Bandara Adisutjipto, macetnya sekitar 40 base transceiver station (BTS) Telkomsel, kerusakan stasiun kereta api, serta ambruknya sejumlah pasar rakyat.

Pasar-pasar yang menjadi urat nadi perekonomian rakyat di DIY sebagian besar tidak beroperasi. Bahkan, Pasar Piyungan nyaris rata dengan tanah. Sebagian bangunan Pasar Bantul juga roboh. Selain itu pusat pertokoan kawasan Malioboro tutup, warung-warung makan tutup, minimarket juga demikian.

Ekonom dari Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Prof Dr Edy Suandi Hamid memperkirakan bahwa kerugian akibat gempa bisa mencapai puluhan miliar rupiah.

Namun banyak bantuan datang dari segala penjuru. Rasa solidaritas pertama ditunjukkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia datang di hari bencana untuk menjenguk para korban, bahkan rela tidur di tenda seperti mereka. Dengan segera truk-truk berisi makanan dan obat-obatan dikirim dari sejumlah kota. S

ementara itu, para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di luar negeri dengan cekatan menggalang pengumpulan dana solidaritas untuk para korban. Komunikasi ke Yogyakarta cukup sulit, meski begitu berbagai pihak di luar Yogyakarta terus berusaha memantau keadaan.

"Mungkin kita tak akan berdaya mencegah terjadinya gempa bumi, tetapi kalau mau kita bisa membina solidaritas dan bantuan bagi para korbannya," tulis Dosen Program Magister Ilmu Religi dan Budaya (IRB), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Baskara T Wardaya

Setelah bencana terjadi, bantuan terus mengalir dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan bantuan dari luar negeri juga. Doa juga dipanjatkan dari berbagai tempat.

Baca Yuk! [HOAX] Mamah Dedeh Meninggal