Tak Hanya Jenderal Sederhana dan Bersahaja, Yehu Wangsajaya Merubah Stigma Hedonisme Polri

Tak Hanya Jenderal Sederhana dan Bersahaja, Yehu Wangsajaya Merubah Stigma Hedonisme Polri

Hebohc.com Jakarta - Brigjen Pol Yehu Wangsajaya lahir di Cianjur, Jawa Barat dan telah berusia 55 tahun. Beliau merupakan perwira tinggi dari lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) pada tahun 1989. Yehu Wangsajaya juga menjadi salah satu perwira tinggi Polri yang banyak berkontribusi dalam perkembangan teknologi Polri.

Dirinya bahkan pernah bergabung dalam tim dan berkontribusi membangun dan mengaplikasikan Komputerisasi sebagai Ujian Teori SIM untuk pertama kalinya di Indonesia. Ia juga pernah menerapkan Aplikasi Riwayat Hidup Personil Polri (RHPP) Mabes Polri untuk pertama kalinya di Indonesia.

Baca Juga!

Dampak Gempa Cianjur: 162 Korban Jiwa, 326 Orang Luka-luka dan 2.345 Bangunan Rusak
Uji Coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Speed 80 Km/Jam Tanpa Guncangan

Selain itu, Brigjen Pol Yehu Wangsajaya pernah diundang ke Korea Selatan karena telah berhasil menciptakan Panic Button. Beliau juga pernah menciptakan quick respon yang telah terdaftar di MURI. Quick respon ini merupakan layanan yang bisa memanggil polisi dengan cepat di kondisi darurat.

Sehingga tak heran ia mendapatkan jabatan sebagai Kepala Sekretariat Kompolnas dan sekarang berperan sebagai Analisa Kebijakan Utama Manajemen Operasional ITWASUM Polri. Tak hanya itu, ia juga berhasil mendapatkan apresiasi sebagai Anggota Kehormatan pada Ikatan Ahli Informatika Indonesia dari Universitas Budi Luhur.

Berbagai prestasi dan inovasi untuk memajukan Polri telah ia capai. Namun ada hal menarik lainnya yang menjadikan Yehu Wangsajaya menjadi salah satu dari banyak sosok mutiara bagi Polri, yakni kehidupannya yang terbilang sederhana.

Yehu Wangsajaya dikenal sebagai jenderal Polri yang sederhana yang tidak memperdulikan jabatannya sebagai jenderal. Beliau hidup sederhana tanpa rumah mewah bahkan tak segan menggunakan transportasi umum seperti MRT hingga Transjakarta dalam kesehariannya.

Kebiasaannya menggunakan transportasi umum ini merupakan kebiasaan yang telah dilakukannya sejak menempuh pendidikan di Jepang dan Amerika. Beliau mengungkapkan jika angkutan umum lebih mudah, cepat, dan tidak macet.

Brigjen Yehu Wangsajaya juga membawa kesederhanaannya saat menjadi Polri. Ia menilai bahwa ia sebagai pelayan masyarakat harus bisa menempatkan diri dan melayani masyarakat dengan baik.

Kesederhanaan dan ketulusannya membuat Brigjenpol Yehu viral di berbagai platform media sosial, dari Twitter hingga TikTok. Cuplikan video dari kanal YouTube Forum Keadilan TV dengan judul ‘Jenderal Bersahaja di Tengah Hedonisme Polri’. Video yang telah ditonton lebih dari 1.2 juta dan like lebih dari 21 ribu ini mendapatkan respon positif dari berbagai kalangan masyarakat.

Berbagai komentar itu antara lain menyebut sang Brigjen adalah mutiara terpendam di institusi Polri, jenderal dengan visi misi yang menakjubkan, sosok yang tegad dan humanis hingga oase di padang pasir. Ketika publik ramai disuguhkan gaya hedonisme para petinggi polri, sosok jenderal bintang satu ini menampilkan suatu yang kontradiktif karena dirinya yang jauh akan kemewahan.